Digital Date Time Clock

Sabtu, 14 Januari 2012

Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis


Tangung jawab sosial suati bisnis adalah tangung jawab sebuah perusahaan atau pemain bisnis terhadap lingkungan maupun pada masarakat yang terkait dalam bidang bisnis tersebut.

1.     Benturan dengan Kepentingan Masyarakat
 
Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi.

Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Berikut ini adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis antara lain :

a.   Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Kendala yang akan sering dihadapi, adalah adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan.

b.   Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.

2.     Dorongan Tanggung Jawab Sosial
 
Berikut ini adalah klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial sebuah bisnis, yaitu:

Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar (pelanggan, masyarakat umum).

Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Sebagai contoh maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industry perkayuan, perburuan kulit ular dan buaya yang diperuntukan untuk industri kerajinan kulit, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak maupun racun yang merusak alam sekitar.

Penghematan Energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti batubara, minyak, gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbarui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.

Partisipasi Pembangunan Bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap sukses pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan tenaga kerja yang ada, sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.

Gerakan Konsumenrisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil memberlakukan Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek, mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi petugas reparasi alat rumah tangga.
Berikut adalah tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :

·        Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya.
·    Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
·        Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
·        Pelayanan purna jual yang lebih baik.
·        Berjalannya proses Public Relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan
konsumen daripada promosi semata.

3.     Etika Bisnis
Etika Bisnis adalah penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis.

a.      Hubungan antara bisnis dengan konsumen
Adalah pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut adalah beberapa contohnya :

·    Kemasan yang berbeda beda menyulitkan konsumen untuk membandingkan harga terhadap produk.
·  Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya, sehinga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang terdapat dalam produk tsb. 
·       Promosi, terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama. 
·       Pemberian service dan garansi sebagai bagian dari layanan purna jual.

b.      Hubungan dengan karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi penerimaan (rekruitmen), pelatihan (training), promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian (termination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijadikan objekif dan jujur.

c.       Hubungan antar bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir maupun distributornya.

d.      Hubungan dengan investor
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.

e.      Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.

4.     Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial suatu Bisnis
 
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat.

a.      Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.

b.      Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.

c.       Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.

d.      Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.

e.      Sistem Bapak Angkat dan Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.


sumber :
http://ibell-curhat.blogspot.com/2012/01/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar