Digital Date Time Clock

Jumat, 31 Januari 2014

PRO dan KONTRA PENUTUPAN TERMINAL LEBAK BULUS


     Pemprov DKI tetap akan menutup Terminal Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Lebakbulus, Jakarta Selatan, kencana pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) tidak bisa ditunda lagi. Polda Metro Jaya siap mengamankan penutupan terminal itu. Gubernur DKI Joko Widodo mengatakan, penundaan penutupan itu hanya sementara. "Terminal harus ditutup karena pembangunan MRT tidak bisa mundur lagi, ada targetnya. Penutupan hanya ditunda, tapi tidak mundur dari jadwal proyek MRT," kata Jokowi panggilan akrap Gubernur DKI itu di Balaikota, Selasa (7/1). Kadishub DKI Udar W Pristono dan pihak PT MRT diperintahkan Jokowi untuk memberikan penerangan yang jelas kepada pihak-pihak di sekitar Terminal Lebak Bulus terkait tujuan ditutupnya terminal tersebut. “Nggak ada waktu lagi, harus tetap ditutup,” tegasnya. Dia minta Kadishub dan PT MRT memberikan penjelasan yang konkret dan jelas kepada sopir, kernet, ormas, pedagang asongan, pedagang bakso panggul, tukang parkir, PKL dan pihak lainnya. “Jelaskan semuanya ke sana, yang jelas dan rinci," tegas mantan Wali Kota Solo itu.

    Menurut Jokowi alas an pihaknya menunda penutupan terminal itu karena penjelasan yang kurang detail dan jelas. Dia menyebut jika penutupan terus tertunda maka kerugian akan semakin besar. "Sudah 25 tahun terlambat, kalau kita mundur lagi biayanya semakin mahal. Karena ini infrastrukur transportasi loh,” tambahnya. Jokowi mengaku  sudah memberi amanat kepada Kadishub dan pihak PT MRT setahun lalu agar menjelaskan tentang penutupan terminal AKAP Lebak Bulus. “Penutupan diperlukan karena stasiun besar MRT terletak di terminal AKAP Lebak Bulus,” tegas orang nomor satu di Jakarta itu lagi. Dia mengira warga di sana sudah mengerti semua, karena sudah satu tahun lalu telah diminta untuk dijelaskan kepada pihak yang terkait di terminal itu. Namun kata dia mundurnya penutupan terminal tidak akan mengganggu pengerjaan MRT.

     Sebelumnya sopir dan kernet di Terminal AKAP Lebak Bulus pada Senin (6/1) menggelar aksi demo memprotes rencana penutupan terminal tersebut. Rencananya penutupan awalnya akan  dilakukan pada Selasa (7/1). Namun  pukul 00.00 WIB. Namun terpaksa ditunda untuk sementarta setelah perwakilan sopir dan kernet bertemu Gubernur Jokowi pada Senin malam. Jokowi menuding ada organisasi yang 'menunggangi' aksi menolak penutupan Terminal Lebak Bulus. Alasannya banyak kepentingan yang 'bermain' di Terminal Lebak Bulus, seperti calo dan organisasi kemasyarakatan.

    Selain terminal, Stadion Lebak Bulus juga ikut dibongkar menyusul pembangunan MRT. Jokowi mengaku sudah meminta izin pada Menpora Roy Suryo. "Stadion Lebak Bulus akan dibongkar tapi memang nunggu di pemerintahan. Kan di sana ada yang namanya prosedur penghapusan barang, nah itu yang diproses. Begitu selesai maka akan dibongkar," tutur Jokowi. Menpora Roy Suryo secara lisan  menurut Gubernur Jokowi sudah menyetujui pembongkaran Stadion Lebak Bulus. Menpora menanyakan lokasi penggantinya. "Surat kami sampaikan ke sana sudah lama. Hanya Menpora menanyakan gantinya mana,” tuturnya. Pengganti Stadion Lebak Bulus yakni Stadion BMW dan Stadion di Pesanggrahan. "Satu stadion dibongkar, diganti dua," ucap Jokowi.

     Terkait rencana pembongkaran terminal itu, pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya menyatakan kesiapannya mengawal pembongkaran terminal tersebut. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya menurunkan sejumlah personel untuk mengamankan proses pembongkaran itu. "Selama proses pembongkaran, berapa lamanya (pengamanan) itu tergantung di lapangan," ujar Rikwanto kepada wartawan di Polda Metro jaya, Jakarta, Selasa (7/1/2014). Pihak Polda Metro Akan menurunkan sejumlah personel untuk mengamankan proses pembongkaran itu. "Polda Metro Jaya siap mengamankan pembongkar terminal itu. Masalah berapa lama pengamanan, tergantung di lapangan," kata Rikwanto kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Selasa (7/1).

     Pembongkaran terminal ini mengundang pro dan kontra. Sejumlah massa yang kontra melakukan aksi unjuk rasa menolak pembongkaran itu. Pihak kepolisian mengantisipasi kericuhan dalam aksi unjuk rasa tersebut. "Kita kerahkan anggota juga di lokasi unjuk rasa, ditambah dari Satpol PP dan Dishub," ucapnya. Pembongkaran Terminal Lebak Bulus yang direncanakan dilakukan Senin (6/1) kemarin, tertunda. Beberapa bus yang mangkal di lokasi tersebut juga akan dipindahkan seperti ke Kampung Rambutan dan Terminal Kalideres.

    Penutupan Terminal Lebak Bulus juga menuai pro dan kontra oleh sejumlah Perusahaan Organda (PO) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Dari pantauan delapan6.com di lapangan menemukan sejumlah PO yang keberatan adanya dua bendera PO yang sama di Terminal Kampung Rambutan.
Menurut Robi (62), Koordinator PO Sinar Jaya, penetapan tugas masing-masing wilayah berasal dari pusat. “Kita bekerja berdasarkan surat tugas dari pusat, jadi setiap wilayah kita sudah mengantongi penugasan masing-masing, Kita tunggu aja perintah dari pusat saja,” ujar Robi saat ditemui delapan6.com di terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Senin (06/01).

     Senada dengan Robi, M Pasaribu, Karyawan PO Sumber Alam mengatakan, bila PO yang sama dari terminal Lebak Bulus masuk ke terminal Kampung Rambutan silahkan saja akan tetapi yang memiliki kewenangan lebih adalah karyawan yang ada lebih dulu di terminal Kampung Rambutan. “Kami siap berbagi, akan tetapi kalau satu bendera ada dua loket PO yang sama kami menolak. Dan sebagai pendatang, mereka hanya menjadi karyawan di sini. Kita lebih dulu, jadi kita yang punya kuasa,”ucapnya.

    Ditempat terpisah, Yanuarianto, Kepala Regu III terminal Kampung Rambutan menuturkan, pengalihan sebagian PO ke Terminal Kampung Rambutan merupakan kebijakan dari pemerintah. “PO saya himbau bisa menerima kebijakan ini dan dapat berbagi dengan rekan PO yang sama. kebijakan ini untuk kepentingan masyarakat luas,” ujarnya.



SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar