Digital Date Time Clock

Rabu, 23 Oktober 2013

DAMPAK DISELENGGARAKANNYA MISS WORLD 2013 DI BALI, INDONESIA


DAMPAK AJANG MISS WORLD 2013 DI INDONESIA

Kontes Miss World 2013 yang akan digelar di Bali bisa dijadikan ajang promosi budaya dan pariwisata Indonesia. Event ini juga diyakini dapat memberi citra positif bangsa di mata dunia karena melibatkan peserta dari 140 negara, termasuk negara-negara muslim seperti Turki, Malaysia, Tunisia, Guyana hingga Uzbekistan. Sejumlah negara yang mayoritas berpenduduk muslim ikut meramaikan Miss World 2013 yang digelar September ini. Sebut saja Hilba Temoudi, kontestan asal Tunisia yang 90% penduduknya memeluk agama Islam. Begitu pula halnya dengan Turki yang diwakili Ruveyda Oksuz.


Gadis berusia 19 tahun dari Istanbul, Turki, ini memiliki mimpi menjadi seorang pakar astronomi. Untuk merealisasi mimpinya, dia saat ini sedang melanjutkan studi di bidang astronomi di Universitas Istanbul. ”A Thousand Splendid Suns karya Khaled Husseini adalah buku favoritku,” kata Ruveyda. Dia memang suka memasak dan berenang. Malaysia juga sudah mengonfirmasi Melinder Bhullar sebagai perwakilan mereka di Miss World 2013.


Malaysia, yang juga berpenduduk dominan muslim, telah mengikuti ajang Miss World sejak 1963 dengan pencapaian tertinggi pada 1998 yang diwakili Lina Teoh Pick Lim sebagai runner up kedua yang juga membawa pulang penghargaan spesial Queen of Asia & Oceania. Kabar terbaru adalah keikutsertaan Uzbekistan sebagai negara ketiga eks Uni Soviet di Asia Tengah yang bergabung dengan kontes kecantikan terbesar di dunia itu.


Sebelumnya, Kazakhstan dan Kirgistan juga akan mengirimkan ratu kecantikan mereka bersama dengan negara muslim lain. ”Assalamualaikum. Meni ismim Rakhima Ganieva,” sapa Rakhima Ganieva dalam perkenalannya saat bergabung dengan Miss World 2013. Dia mengenalkan diri berasal dari kota yang indah dan cantik, Tashkent, yang dikenal dengan banyak gedung kuno dan keramahan penduduknya.


Gadis cantik berusia 18 tahun itu baru saja lulus dari Akademi Pariwisata Tashkent dan berencana melanjutkan studi ke universitas. ”Saya senang bermain piano. Saya juga suka membaca buku, penulis Rusia favorit seperti Chekhov, Dostoevsky, Tolstoy,” katanya. Dia juga mengaku senang bergabung dalam Miss World 2013 di Indonesia. Rakhima Ganieva harus bersaing dengan Ainura Toleuova dari Kazakhstan. Ainura, 18, menggambarkan dirinya sebagai perempuan yang selalu bergembira dan berorientasi pada tujuan.


”Saya ingin menjadi desainer dan memopulerkan pakaian khas Kazakhstan ke kancah global,” tuturnya. Negara Asia Tengah lain yang mengirimkan kandidatnya adalah Kirgistan, yakni Zhibek Nukeeva. Zhibek yang berusia 19tahun itu berasal dari Bishek dan masih tinggal bersama adik dan orang tuanya. ”Saya ingin menjadi ekonom atau penerjemah bahasa Prancis,” paparnya. Ada pula kontestan Miss World 2013 asal Jerman, Amina Sabah. Ia merupakan keturunan Lebanon yang beragama Islam. Sebelum terpilih sebagai Miss Germany, gadis dengan tinggi 172 cm itu sebelumnya adalah Miss Lebanon Germany.


Kontestan dari Guyana, Ruqqayah Boyer, juga beragama Islam. Malah Ruqqayah merupakan wanita Islam Guyana pertama yang memenangi kontes kecantikan Miss Guyana World Pageant. Yang menarik dalam Miss World kali ini adalah keikutsertaan Kosovo yang diwakili gadis berusia 21 tahun, Antigona Sejdiu. Perempuan yang lahir di Jerman itu tinggal di ibu kota Kosovo, Prishtina.


Dia bercita cita ingin menjalani karier sukses di bisnis dan kerap mendengarkan lagu rock. Kosovo mengikuti ajang kecantikan itu sejak merdeka dari Serbia pada 2008. Meski belum diakui oleh Serbia dan Rusia, Kosovo telah diakui 101 negara di seluruh dunia. Kosovo juga pernah mengirimkan perwakilannya ke Miss Earth, kontes internasional yang mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan.

Sambut Positif 
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan, ajang bergengsi Miss World dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk mempromosikan budaya dan sektor pariwisata di dalam negeri. Sebab, pelaksanaan kegiatan ini juga akan diliput sejumlah media di dalam dan luar negeri, terutama media dari negara peserta. ”Itu kan ajang promosi bagi Indonesia yang mendapat kesempatan menjadi tuan rumah,” kata Sapta di Jakarta kemarin.


Menurut dia, publik tidak perlu khawatir dengan pelaksanaan ajang Miss World di Bali, sebab cara berpakaian para peserta akan disesuaikan dengan budaya masyarakat Indonesia. Dalam kegiatan ini, peserta akan menampilkan cara berpakaian sama dengan ajang serupa yang selama ini digelar di dalam negeri seperti pemilihan Putri Indonesia dan Miss Indonesia. ”Jadi tidak ada yang berpakaian bikini atau terbuka. Miss World ini sama dengan ajang yang selama ini dilakukan di dalam negeri,” ujarnya.


Lebih lanjut Sapta menjelaskan, ajang Miss World selain menampilkan unsur kecantikan fisik, juga menuntut peserta memiliki banyak pengetahuan seperti penguasaan bahasa, kreativitas, serta perilaku yang baik. Selain unsur kecantikan, berbagai aspek tersebut akan menjadi faktor penting dalam penilaian peserta. ”Menurut saya ajang ini justru lebih banyak sisi positifnya. Bukan hanya soal kecantikan, tapi juga terdapat unsur edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan wanita,” ucapnya.


Pemerintah menampik adanya anggapan yang mengatakan peserta kontes pemilihan ratu sejagat ini akan menampilkan cara berpakaian secara terbuka. Pihaknya bahkan akan menentang kegiatan itu digelar di Indonesia jika peserta menggunakan pakaian vulgar karena tidak sesuai dengan budaya bangsa. ”Saya pribadi juga merasa keberatan kalau ajang ini menampilkan cara berpakaian yang mengumbar aurat. Kegiatan ini positif, mereka tidak ada yang berpakaian yang vulgar,” tuturnya.


Senada dengan Sapta, anggota Komisi X DPR Abdul Kadir Karding mengatakan, ajang Miss World diperlukan untuk mempromosikan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia dan menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke berbagai destinasi wisata di dalam negeri. Kegiatan ini bahkan dapat memberikan efek positif bagi pengembangan ekonomi kreatif di dalam negeri. ”Bagi saya kegiatan semacam ini perlu, khususnya sebagai ajang promosi budaya yang memberi efek luar biasa,” kata Karding.


Menurut dia, lewat kegiatan semacam itu Indonesia akan dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik. Selain berdampak positif bagi perkembangan dunia pariwisata di dalam negeri, event Miss World diharapkan dapat memberikan dampak bagi pembentukan opini positif bangsa Indonesia di kalangan masyarakat dunia. Indonesia bahkan akan dipandang sebagai negara aman dan nyaman untuk dikunjungi. ”Kalau jadi tujuan pelaksanaan Miss World, artinya Indonesia sudah cukup aman,” tandasnya.


Namun dia menyarankan agar pelaksanaan ajang Miss World ini mengakomodasi kultur bangsa Indonesia dan adat ketimuran yang cenderung tidak begitu suka dengan cara berpakaian terbuka. Misalnya para peserta diberi kesempatan untuk mengenakan pakaian khas Indonesia seperti batik. ”Hal semacam itu kan boleh dalam sesi tertentu sekaligus mempromosikan budaya bangsa dan ekonomi kreatif. Jadi menurut saya jangan kemudian ditolak, malah penting ajang ini,” tegasnya. Politikus dari PKB itu menyarankan agar pihak pelaksana Miss World dan para peserta bisa memahami kultur masyarakat Indonesia dan adat ketimuran.

Tak Ada Kontes Bikini 
Chairwoman Miss Indonesia Organization Liliana Tanoesoedibjo mengatakan Miss World merupakan sebuah event positif yang akan mengangkat nama Indonesia di mata dunia. ”Saya tidak melihat di mana sisi negatifnya. Justru event ini bisa membawa Indonesia ke mancanegara,” kata Liliana di Jakarta. Dia mengatakan pelaksanaan Miss World di Indonesia justru merupakan yang pertama digelar sesuai dengan kultur negara tuan rumah.


”Kami sudah melakukan pendekatan dengan Miss World Organization sejak tiga tahun lalu dan kami juga memberikan penjelasan kepada mereka tentang Indonesia yang berbudaya santun dan mereka menerima, bahkan mereka kagum dengan itu. Karenanya mereka menghormati dengan meniadakan kontes bikini di Miss World kali ini,” terang Liliana sembari menambahkan bahwa kontes bikini yang biasanya menjadi agenda tetap Miss Worlddi Indonesia diubah menjadi peragaan busana mengenakan sarung khas Bali.


Penggunaan sarung Bali, menurut Liliana, justru disesuaikan dengan tradisi Indonesia. ”Sarung itu kan bagian dari tradisi bangsa dan itu yang ingin kita bawa ke dunia. Kita orang Timur yang terbiasa berbudaya santun. Bikini bukan budaya kita, karena itu tidak kita pakai dan Miss World menghargai itu. Di sini saya senang sekali karena ada kerja sama yang benar antara kita dengan Miss World,” kata Liliana seraya menegaskan bahwa seluruh peserta Miss World 2013 tidak ada yang memakai bikini.


”Di situlah letak keunikan Miss World. Ini bukan sekadar kontes kecantikan biasa. Miss World punya slogan Beauty with a Purpose. Cantik itu hanya bonus, tapi ada maksud dan tujuan dari kecantikan itu sendiri. Ada nilai-nilai wanita yang dipegang teguh. Mereka menghormati wanita, bukan mengeksploitasi wanita,” papar Liliana. Dia juga menuturkan Miss World memberikan kesempatan bagi wanita untuk berkarya di kancah internasional. ”Ada misi sosial yang diemban di sini,” tegasnya. lesthia kertopati/ witantri nurfadilah/ andika hendra m/ andi setiawan


SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar