Digital Date Time Clock

Rabu, 23 Oktober 2013

PUISI

Seharusnya...

Seharusnya... aku sedang memelukmu
Merasakan hangatnya dekapan tubuhmu
Menyatukan jiwa mengalirkan cinta
Tapi itu semua tak kulakukan
Karena badanmu bau banget
Kamu belum mandi ya?

Seharusnya... aku sedang menatapu lembut
Menikmati teduh di matamu
Tapi itu semua tak kulakukan
Karena ada belek di sudut matamu
Kamu belum cuci muka ya?

Seharusnya... aku sedang melumat bibirmu
Melepaskan getar-getar gairah
Melepaskan hasrat dan gejolak
Yang memacu jantungku
Tapi itu semua tak kulakukan
Karena mulutmu bau jigong

Kamu belum gosok gigi ya?

DAMPAK DISELENGGARAKANNYA MISS WORLD 2013 DI BALI, INDONESIA


DAMPAK AJANG MISS WORLD 2013 DI INDONESIA

Kontes Miss World 2013 yang akan digelar di Bali bisa dijadikan ajang promosi budaya dan pariwisata Indonesia. Event ini juga diyakini dapat memberi citra positif bangsa di mata dunia karena melibatkan peserta dari 140 negara, termasuk negara-negara muslim seperti Turki, Malaysia, Tunisia, Guyana hingga Uzbekistan. Sejumlah negara yang mayoritas berpenduduk muslim ikut meramaikan Miss World 2013 yang digelar September ini. Sebut saja Hilba Temoudi, kontestan asal Tunisia yang 90% penduduknya memeluk agama Islam. Begitu pula halnya dengan Turki yang diwakili Ruveyda Oksuz.


Gadis berusia 19 tahun dari Istanbul, Turki, ini memiliki mimpi menjadi seorang pakar astronomi. Untuk merealisasi mimpinya, dia saat ini sedang melanjutkan studi di bidang astronomi di Universitas Istanbul. ”A Thousand Splendid Suns karya Khaled Husseini adalah buku favoritku,” kata Ruveyda. Dia memang suka memasak dan berenang. Malaysia juga sudah mengonfirmasi Melinder Bhullar sebagai perwakilan mereka di Miss World 2013.


Malaysia, yang juga berpenduduk dominan muslim, telah mengikuti ajang Miss World sejak 1963 dengan pencapaian tertinggi pada 1998 yang diwakili Lina Teoh Pick Lim sebagai runner up kedua yang juga membawa pulang penghargaan spesial Queen of Asia & Oceania. Kabar terbaru adalah keikutsertaan Uzbekistan sebagai negara ketiga eks Uni Soviet di Asia Tengah yang bergabung dengan kontes kecantikan terbesar di dunia itu.


Sebelumnya, Kazakhstan dan Kirgistan juga akan mengirimkan ratu kecantikan mereka bersama dengan negara muslim lain. ”Assalamualaikum. Meni ismim Rakhima Ganieva,” sapa Rakhima Ganieva dalam perkenalannya saat bergabung dengan Miss World 2013. Dia mengenalkan diri berasal dari kota yang indah dan cantik, Tashkent, yang dikenal dengan banyak gedung kuno dan keramahan penduduknya.


Gadis cantik berusia 18 tahun itu baru saja lulus dari Akademi Pariwisata Tashkent dan berencana melanjutkan studi ke universitas. ”Saya senang bermain piano. Saya juga suka membaca buku, penulis Rusia favorit seperti Chekhov, Dostoevsky, Tolstoy,” katanya. Dia juga mengaku senang bergabung dalam Miss World 2013 di Indonesia. Rakhima Ganieva harus bersaing dengan Ainura Toleuova dari Kazakhstan. Ainura, 18, menggambarkan dirinya sebagai perempuan yang selalu bergembira dan berorientasi pada tujuan.


”Saya ingin menjadi desainer dan memopulerkan pakaian khas Kazakhstan ke kancah global,” tuturnya. Negara Asia Tengah lain yang mengirimkan kandidatnya adalah Kirgistan, yakni Zhibek Nukeeva. Zhibek yang berusia 19tahun itu berasal dari Bishek dan masih tinggal bersama adik dan orang tuanya. ”Saya ingin menjadi ekonom atau penerjemah bahasa Prancis,” paparnya. Ada pula kontestan Miss World 2013 asal Jerman, Amina Sabah. Ia merupakan keturunan Lebanon yang beragama Islam. Sebelum terpilih sebagai Miss Germany, gadis dengan tinggi 172 cm itu sebelumnya adalah Miss Lebanon Germany.


Kontestan dari Guyana, Ruqqayah Boyer, juga beragama Islam. Malah Ruqqayah merupakan wanita Islam Guyana pertama yang memenangi kontes kecantikan Miss Guyana World Pageant. Yang menarik dalam Miss World kali ini adalah keikutsertaan Kosovo yang diwakili gadis berusia 21 tahun, Antigona Sejdiu. Perempuan yang lahir di Jerman itu tinggal di ibu kota Kosovo, Prishtina.


Dia bercita cita ingin menjalani karier sukses di bisnis dan kerap mendengarkan lagu rock. Kosovo mengikuti ajang kecantikan itu sejak merdeka dari Serbia pada 2008. Meski belum diakui oleh Serbia dan Rusia, Kosovo telah diakui 101 negara di seluruh dunia. Kosovo juga pernah mengirimkan perwakilannya ke Miss Earth, kontes internasional yang mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan.

Sambut Positif 
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan, ajang bergengsi Miss World dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk mempromosikan budaya dan sektor pariwisata di dalam negeri. Sebab, pelaksanaan kegiatan ini juga akan diliput sejumlah media di dalam dan luar negeri, terutama media dari negara peserta. ”Itu kan ajang promosi bagi Indonesia yang mendapat kesempatan menjadi tuan rumah,” kata Sapta di Jakarta kemarin.


Menurut dia, publik tidak perlu khawatir dengan pelaksanaan ajang Miss World di Bali, sebab cara berpakaian para peserta akan disesuaikan dengan budaya masyarakat Indonesia. Dalam kegiatan ini, peserta akan menampilkan cara berpakaian sama dengan ajang serupa yang selama ini digelar di dalam negeri seperti pemilihan Putri Indonesia dan Miss Indonesia. ”Jadi tidak ada yang berpakaian bikini atau terbuka. Miss World ini sama dengan ajang yang selama ini dilakukan di dalam negeri,” ujarnya.


Lebih lanjut Sapta menjelaskan, ajang Miss World selain menampilkan unsur kecantikan fisik, juga menuntut peserta memiliki banyak pengetahuan seperti penguasaan bahasa, kreativitas, serta perilaku yang baik. Selain unsur kecantikan, berbagai aspek tersebut akan menjadi faktor penting dalam penilaian peserta. ”Menurut saya ajang ini justru lebih banyak sisi positifnya. Bukan hanya soal kecantikan, tapi juga terdapat unsur edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan wanita,” ucapnya.


Pemerintah menampik adanya anggapan yang mengatakan peserta kontes pemilihan ratu sejagat ini akan menampilkan cara berpakaian secara terbuka. Pihaknya bahkan akan menentang kegiatan itu digelar di Indonesia jika peserta menggunakan pakaian vulgar karena tidak sesuai dengan budaya bangsa. ”Saya pribadi juga merasa keberatan kalau ajang ini menampilkan cara berpakaian yang mengumbar aurat. Kegiatan ini positif, mereka tidak ada yang berpakaian yang vulgar,” tuturnya.


Senada dengan Sapta, anggota Komisi X DPR Abdul Kadir Karding mengatakan, ajang Miss World diperlukan untuk mempromosikan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia dan menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke berbagai destinasi wisata di dalam negeri. Kegiatan ini bahkan dapat memberikan efek positif bagi pengembangan ekonomi kreatif di dalam negeri. ”Bagi saya kegiatan semacam ini perlu, khususnya sebagai ajang promosi budaya yang memberi efek luar biasa,” kata Karding.


Menurut dia, lewat kegiatan semacam itu Indonesia akan dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik. Selain berdampak positif bagi perkembangan dunia pariwisata di dalam negeri, event Miss World diharapkan dapat memberikan dampak bagi pembentukan opini positif bangsa Indonesia di kalangan masyarakat dunia. Indonesia bahkan akan dipandang sebagai negara aman dan nyaman untuk dikunjungi. ”Kalau jadi tujuan pelaksanaan Miss World, artinya Indonesia sudah cukup aman,” tandasnya.


Namun dia menyarankan agar pelaksanaan ajang Miss World ini mengakomodasi kultur bangsa Indonesia dan adat ketimuran yang cenderung tidak begitu suka dengan cara berpakaian terbuka. Misalnya para peserta diberi kesempatan untuk mengenakan pakaian khas Indonesia seperti batik. ”Hal semacam itu kan boleh dalam sesi tertentu sekaligus mempromosikan budaya bangsa dan ekonomi kreatif. Jadi menurut saya jangan kemudian ditolak, malah penting ajang ini,” tegasnya. Politikus dari PKB itu menyarankan agar pihak pelaksana Miss World dan para peserta bisa memahami kultur masyarakat Indonesia dan adat ketimuran.

Tak Ada Kontes Bikini 
Chairwoman Miss Indonesia Organization Liliana Tanoesoedibjo mengatakan Miss World merupakan sebuah event positif yang akan mengangkat nama Indonesia di mata dunia. ”Saya tidak melihat di mana sisi negatifnya. Justru event ini bisa membawa Indonesia ke mancanegara,” kata Liliana di Jakarta. Dia mengatakan pelaksanaan Miss World di Indonesia justru merupakan yang pertama digelar sesuai dengan kultur negara tuan rumah.


”Kami sudah melakukan pendekatan dengan Miss World Organization sejak tiga tahun lalu dan kami juga memberikan penjelasan kepada mereka tentang Indonesia yang berbudaya santun dan mereka menerima, bahkan mereka kagum dengan itu. Karenanya mereka menghormati dengan meniadakan kontes bikini di Miss World kali ini,” terang Liliana sembari menambahkan bahwa kontes bikini yang biasanya menjadi agenda tetap Miss Worlddi Indonesia diubah menjadi peragaan busana mengenakan sarung khas Bali.


Penggunaan sarung Bali, menurut Liliana, justru disesuaikan dengan tradisi Indonesia. ”Sarung itu kan bagian dari tradisi bangsa dan itu yang ingin kita bawa ke dunia. Kita orang Timur yang terbiasa berbudaya santun. Bikini bukan budaya kita, karena itu tidak kita pakai dan Miss World menghargai itu. Di sini saya senang sekali karena ada kerja sama yang benar antara kita dengan Miss World,” kata Liliana seraya menegaskan bahwa seluruh peserta Miss World 2013 tidak ada yang memakai bikini.


”Di situlah letak keunikan Miss World. Ini bukan sekadar kontes kecantikan biasa. Miss World punya slogan Beauty with a Purpose. Cantik itu hanya bonus, tapi ada maksud dan tujuan dari kecantikan itu sendiri. Ada nilai-nilai wanita yang dipegang teguh. Mereka menghormati wanita, bukan mengeksploitasi wanita,” papar Liliana. Dia juga menuturkan Miss World memberikan kesempatan bagi wanita untuk berkarya di kancah internasional. ”Ada misi sosial yang diemban di sini,” tegasnya. lesthia kertopati/ witantri nurfadilah/ andika hendra m/ andi setiawan


SUMBER :

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


KESIAPAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Indonesia adalah salah satu Negara terbesar populasinya yang ada di kawasan ASEAN. Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia (4,5%) setelah RRT dan India. Ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju AEC tahun 2015.

Sebagai salah satu dari tiga pilar utama ASEAN Community 2015, ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, kita mengharapkan dengan  dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi di Negara-negara ASEAN ini sangat penting.  Misalnya untuk infrastruktur, jika kita berbicara tentang infrastruktur mungkin Indonesia masih sangat dinilai kurang, baik itu berupa jalan raya, bandara, pelabuhan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini kita dapat memperoleh manfaat dari saling tukar pengalaman dengan anggota ASEAN lainnya.

Jika dilihat dari sisi demografi Sumber Daya Manusia-nya, Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community ini sebenarnya merupakan salah satu Negara yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar 70% nya merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi ketenaga kerjaan kita memiliki 110 juta tenaga kerja (data BPS, tahun 2007), namun apakah sekarang ini kita utilize dengan tenaga kerja kita yang berjumlah sekitar 110 juta itu.

Untuk itu kita harus mampu meningkatkan kepercayaan diri bahwa sebetulnya apabila kita memiliki kekuatan untuk bisa bangkit dan terus menjaga kesinambungan stabilitas ekonomi kita yang sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono ini terus meningkat, angka kemiskinan dapat ditekan seminim mungkin, dan progres dalam bidang ekonomi lainnya pun mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dengan hal tersebut banyak sekali yang bisa kita wujudkan terutama dengan merealisasikan ASEAN Economy Community 2015 nanti. Stabilitas ekonomi Indonesia yang kondusif ini merupakan sebuah opportunity dimana Indonesia akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri, apalagi dengan sumber daya alam yang begitu besar, maka akan sangat tidak masuk akal apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu dengan hal tersebut.

Melihat kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dan mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini, saya menyimpulkan bahwa mengenai kesiapan Indonesia dalam menyongsong ASEAN Economic Community, bisa dikatakan siap, dapat dilihat dari keseriusan pemerintah dalam menangani berbagai masalah pada bidang ekonomi baik itu masalah dalam negeri ataupun luar negeri.

Selain itu, posisi Indonesia sebagai Chair dalam ASEAN pada tahun 2012 ini berdampak sangat baik untuk menyongsong terealisasinya ASEAN Economic Community. Dari dalam negeri sendiri Indonesia telah berusaha untuk mengurangi kesenjangan ekonomi Kesenjangan antara pemerintah pusat dengan daerah lalu mengurangi kesenjangan antara pengusaha besar dengan UKM dan peningkatan dalam beberapa sektor yang mungkin masih harus didorong untuk meningkatkan daya saing.

Berkaca pada salah satu statement ASEAN Community bahwa “Masyarakat ASEAN 2015 adalah Warga ASEAN yang cukup sandang pangan, cukup lapangan pekerjaan, pengangguran kecil tingkat kemiskinan berkurang melalui upaya penanggulangan kemiskinan yang kongkrit.” Pemerintah Indonesia sampai dengan pada saat ini terus berusaha untuk mewujudkan masyarakat Indonesia itu sendiri makmur dan berkecukupan sebelum memasuki AEC kelak.

ASEAN pada awalnya hanyalah sebuah organisasi regional yang bentuk kerjasamanya loose atau tidak longgar, namun dengan adanya ASEAN Charter maka Negara-negara ASEAN ini membentuk suatu masyarakat ASEAN yang mempunyai tiga pilar utama yaitu, ASEAN Economic Community, ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community dengan tujuan terciptanya stabilitas, perdamaian dan kemakmuran bersama di kawasan. Pada awalnya ASEAN Community ini akan diwujudkan pada tahun 2020, namun di percepat menjadi tahun 2015 yang mana waktu realisasinya tinggal 3 tahun lagi.

ASEAN Economic Community (AEC) sebenarnya merupakan bentuk integrasi ekonomi yang sangat potensial di kawasan maupun dunia. Barang, jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang suatu kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Hal ini menyiratkan aspek persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan bagi semua negara. Skema AEC 2015 tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan liberalisasi tenaga kerja profesional papan atas, seperti dokter, insinyur, akuntan dsb. Celakanya tenaga kerja kasar yang merupakan “kekuatan” Indonesia tidak termasuk dalam program liberalisasi ini. Justru tenaga kerja informal yang selama ini merupakan sumber devisa non-migas yang cukup potensional bagi Indonesia, cenderung dibatasi pergerakannya di era AEC 2015.

Ada tiga indikator untuk meraba posisi Indonesia dalam AEC 2015. Pertama, pangsa ekspor Indonesia ke negara-negara utama ASEAN (Malaysia, Singapura, Thailand, Pilipina) cukup besar yaitu 13.9% (2005) dari total ekspor. Dua indikator lainnya bisa menjadi penghambat yaitu menurut penilaian beberapa institusi keuangan internasional - daya saing ekonomi Indonesia jauh lebih rendah ketimbang Singapura, Malaysia dan Thailand. Percepatan investasi di Indonesia tertinggal bila dibanding dengan negara ASEAN lainnya. Namun kekayaan sumber alam Indonesia yang tidak ada duanya di kawasan, merupakan local-advantage yang tetap menjadi daya tarik kuat, di samping jumlah penduduknya terbesar yang dapat menyediakan tenaga kerja murah.

Sisa krisis ekonomi 1998 yang belum juga hilang dari bumi pertiwi, masih berdampak rendahnya pertumbuhan investasi baru (khususnya arus Foreign Direct Investment) atau semakin merosotnya kepercayaan dunia usaha, yang pada gilirannya menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut karena buruknya infrastruktur ekonomi, instabilitas makro-ekonomi, ketidakpastian hukum dan kebijakan, ekonomi biaya tinggi dan lain-lain. Pemerintah tidak bisa menunda lagi untuk segera berbenah diri, jika tidak ingin menjadi sekedar pelengkap di AEC 2015. Keberhasilan tersebut harus didukung oleh komponen-komponen lain di dalam negeri.

Masyarakat bisnis Indonesia diharapkan mengikuti gerak dan irama kegiatan diplomasi dan memanfaatkan peluang yang sudah terbentuk ini. Diplomasi Indonesia tidak mungkin harus menunggu kesiapan di dalam negeri. Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global. Menuju tahun 2015 tidaklah lama, Sudah siapkah kita akan Tantangan dan peluang bagi kalangan profesional muda kita/mahasiswa untuk tidak terbengong-bengong menyaksikan lalu-lalang tenaga asing di wilayah kita?.

Tantangan Indonesia kedepan adalah mewujudkan perubahan yang berarti bagi kehidupan keseharian masyarakatnya. Semoga seluruh masyarakat Indonesia kita ini bisa membantu untuk mewujudkan kehidupan ekonomi dan sosial yang layak agar kita bisa segera mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.



SUMBER :

BISNIS YANG PROSPEKTIF SAAT INI


BISNIS SAMPINGAN BAGI MAHASISWA


"Kuliah sambil kerja", itulah yang di inginkan oleh sejumlah mahasiswa yang memang membiayai kuliah mereka sendiri, apalagi mereka yang memang bukan mahasiswa yang mampu. Dengan begitu mereka memiliki penghasilan sampingan untuk membiayai kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Tapi, pekerjaan apa yang dapat mereka kerjakan ? Disisi lain mereka melowongkan waktu untuk kuliah, kemudian harus menyediakan waktu lagi untuk bekerja. Hal ini akan sangat sulit dilakukan jika mereka yang tidak mempunyai cukup waktu untuk bekerja. Karena waktunya sudah banyak disita oleh tugas-tugas dari kampus tempat mereka kuliah.

Lalu bagaimana mendapatkan penghasilan tambahan, jika kita sebagai mahasiswa yang waktunya sudah banyak disita oleh tugas-tugas dari kampus.
Caranya yaitu dengan bisnis sampingan, jadi tidak memerlukan waktu yang banyak dan bisa dibantu dengan orang lain.

Pekerjaan yang mudah dilakukan dan menghasilkan banyak income adalah suatu tujuan banyak mahasiswa. Bisnis online merupakan salah satu jalan trobosan yang bisa anda lakukan jika anda menjadi mahasiswa. Selain tidak menyita waktu, kebanyakan mahasiswa yang menekuni bisnis ini tetap berlanjut hingga ia tamat. Karena apa, ya memang jika di bandingkan dengan gaji seorang karyawan, memang jauh berbeda. Itu kata beberapa yang sudah menjalani bisnis online ini. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah kemudahan dan modal yang digunakan cenderung tidak banyak ketimbang bisnis yang lainya.

Pekerjaan Sampingan bagi Mahasiswa
Bahkan hanya bermodalkan blog gratisan dan facebook, banyak mahasiswa mengeruk keuntungan yang tidak sedikit hingga mencapai miliaran rupiah, contoh saja si penjual krepik dan media sosial omset sekarang sudah mencapai 1 miliar lebih dalam sebulan, padahal hanya cuman krepik berbahan ubi saja. Ada lagi penjual sepatu, yang juga memanfaatkan media internet sebagai saranan penjualan online omsetnya juga kini terus menaik dan tembus hingga ratusan juga perbulan. Lalu gimana dengan anda yang saat ini menjadi mahasiswa apa Pekerjaan Sampingan bagi Mahasiswa yang bisa membantu keuangan nanda selama ini. Harus ada ya, saya yakin anda pasti bisa.

Sangking kreatifnya mahasiswa tugas kuliah juga ada yang diperjual belikan, waduh,, boleh ga ya,, saya sendiri kurang tahu. Namannya saja di internet apa saja bisa dijual. Yang penting saran dari saya adalah lakukan hal yang positif, jangan menipu orang, jangan ambil hak orang lain. Tetap berfikir kreatif untuk mengembangkan setiap ide yang anda punya, siapa yang tahu, dari ide anda itu akan terlahir suatu bisnis besar yang anda tidak tahu tapi orang lain sudah lakukan duluan. Catat setiap rencana positif agar tidak terlupa dan bisa segera direlisasikan. Karena pada dasarnya sejuta ide, tidak lebih bagus dari selangkah mengerjakan ide anda yang pertama.

Bisnis online pekerjaan yang menjadi trends hingga beberapa tahun kedepan, percayalah. Berapa orang beli smartphone setiap harinya dan bisa mengakses internet. Bahkan kini warnet banyak yang sudah tutup karena banyak orang berinternet di rumah saja, karena paket internet yang semakin rumah. Lebih lanjut dari itu, penggunaan internet di rumah menggunakan laptop lama-lama akan juga terkikis dengan adanya gadget yang mampu berkoneksi internet yang konon lebih mobile ketimbang laptop, mau belanja, belajar, mau kerja bisa lewat internet.

Berikut ada 5 bisnis yang cocok untuk para mahasiswa :

1. Bisnis Resseler
Biasanya bisnis resseler ini cukup gampang untuk dikerjakan oleh seorang mahasiswa, karena kita hanya menjual produk yang sudah ada, dan kita tinggal menjualnya ulang kepada orang lain dengan dinaikkan harganya sedikit untuk mendapatkan keuntungan. Dan enaknya lagi, bisnis ini bisa dilakukan dimana saja, entah itu dunia nyata, atau disela-sela waktu kosong, ataupun di dunia maya. Sekarang, sudah banyak situs-situs yang menyediakan tempat untuk berjualan, seperti facebook, blog, dan lain-lain.

2. Bisnis Kuliner
Biasanya bisnis ini dilakukan oleh mahasiswa yang hobi memasak, untuk menyalurkan hobinya tersebut, dan bisa mendapatkan penghasilan tambahan.  Yang penting makanan yang dijual enak, dijamin pasti bisnisnya berkembang. Atau bahkan bisa membuka toko makanan sendiri, seperti buka rumah makan.

3. Bisnis MLM
Bisnis sudah mulai merajalela dimana-mana. Atau sudah ngetrend gitulah, dan bisnis ini bisa jadi menjanjikan, tergantung kita memilih bisnis yang benar dan fokus. Dijamin anda bisa mendapatkan penghasilan tambahan di bisnis ini. Tapi ingat sekali lagi, harus benar-benar memilih bisnis yang bagus, karena seperti yang kita ketahui banyak bisnis MLM yang ujung-ujungnya menipu para pebisnisnya.

4. Bisnis Jasa
Bisnis ini sangat cocok bagi mahasiswa yang mempunyai keahlian yang benar-benar mumpuni. Misalkan, anda hebat di bidang menggambar, anda bisa menjual jasa anda untuk menggambar, atau mungkin anda hebat dalam bidang bahasa inggris, anda bisa menjual jasa menjadi translator, ataupun guru bahasa inggris dan masih banyak lagi pekerjaan yang lain yan dapat anda kerjakan jika anda mempunyai skill yang mumpuni. Dijamin anda pasti bisa membiayai biaya kuliah anda sampai lulus. Amin...

5. Bisnis Pulsa

Bisnis ini biasanya kebanyakan dilakukan oleh mahasiswa perempuan, karena mereka dapat mengelola ini bisnis dengan baik, karena seperti yang kita ketahui keuntungan dari bisnis ini sangatlah kecil, akan tetapi jika sudah mempunyai banyak langganan, penghasilannya akan dapat membiayai kuliah anda.


SUMBER :

DAMPAK DARI KEBIJAKAN HARGA MOBIL MURAH


DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PADA KEBIJAKAN HARGA MOBIL MURAH


Akhir-akhir ini banyak mobil dengan harga murah bermunculan di negeri ini. Kehadiran mobil dengan harga murah ini mendapat banyak sorotan. Bagi masyarakat yang memimpikan memiliki mobil baru dengan harga yang murah ini merupakan waktu yang tepat. Tapi untuk kalangan masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan harga mobil murah ini masih terbilang mahal. Banyak masyarakat yang mengkhawatirkan dengan adanya mobil berharga murah dapat memperparah kondisi kemacetan, sehingga Pemerintah pun mulai angkat bicara mengenai mobil berharga murah ini.

Ketika Kementerian Perindustrian RI mengeluarkan peraturan mengenai low cost green car (LCGC), banyak sambutan positif yang muncul. Meski demikian, ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo secara terbuka menyatakan ketidaksetujuannya terhadap program nasional tersebut, banyak pihak kemudian memikirkan ulang pendirian mereka. Beberapa kepala daerah memberikan pernyataan senada dengan Jokowi. Yang menarik, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta pada 26 September 2013 juga melayangkan kritik atas program itu. "LCGC yang beredar saat ini belum sepenuhnya ramah lingkungan. Yang ada itu murah saja," kata Menteri Hatta (Tempo.co, 27 September 2013).

Di antara aktivis pembangunan berkelanjutan-khususnya yang mengurusi kota berkelanjutan (sustainable cities) dan transportasi berkelanjutan (sustainable transport)-kebijakan LCGC memang tidak populer. Menurut mereka, kalau kota hendak dibuat berkelanjutan, transportasi harus dibuat lancar, dan untuk itu segala sumber kemacetan harus direduksi, kalau bukan disingkirkan sepenuhnya. Secara lebih luas, kota juga harus dibuat fungsional dan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Karena itu, segala sumber masalah dalam ketiga aspek tersebut harus diketahui dan dikelola dengan tepat agar kota memang menjadi layak huni dalam jangka panjang.

Schiller, Brunn, dan Kenworthy menulis salah satu kitab terkenal dalam isu ini, An Introduction to Sustainable Transportation: Policy, Planning, and Implementation (2010). Dalam bab-bab awal buku tersebut dinyatakan bahwa sumber masalah perkotaan dan transportasi adalah ketergantungan kepada mobil pribadi.Masalah yang timbul dari ketergantungan itu bukan hanya kemacetan.Mereka menguraikan bahwa di antara masalah ekonomi yang timbul selain biaya kemacetan adalah biaya yang berkaitan dengan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, biaya transit, penciutan lahan produktif, biaya yang timbul dari kecelakaan lalu lintas, serta biaya kesehatan karena polusi dan obesitas.

Sementara itu, masalah sosial yang ditimbulkan termasuk menurunnya kehidupan kolektif, menurunnya keamanan, isolasi daerah yang relatif miskin, kesulitan kaum difabel untuk melakukan mobilitas, perilaku anti-sosial akibat stres di jalan, keterpaksaan memiliki kendaraan pribadi pada mereka yang sebetulnya tak cukup mampu, serta berbagai masalah fisik dan mental akibat isolasi. Di sisi lingkungan, buku tersebut juga mendaftar berbagai masalah, seperti ketergantungan pada bahan bakar fosil, polusi, perubahan iklim, dan dampak ikutannya.

Karena itu, Schiller, Brunn, dan Kenworthy menyatakan bahwa sesungguhnya tidak ada yang murah bila kita memilih untuk terus-menerus menggantungkan diri pada bentuk-bentuk transportasi pribadi. Biaya murah hanya ada di angan-angan individu yang mampu membeli kendaraan pribadi dan tidak berhitung soal segala biaya yang timbul akibat pelestarian ketergantungan itu. Sementara kalau perhitungan secara menyeluruh kita lakukan, ketergantungan itu telah menelan biaya yang sangat besar, yang harus ditanggung oleh seluruh warga kota. Harga mobil yang dibayarkan oleh pembelinya kepada industri otomotif sesungguhnya menyembunyikan berbagai eksternalitas negatif. Tampaknya Menristek melupakan soal eksternalitas itu, sehingga ia berpikir bahwa LCGC memang murah. Padahal, kalau seluruh dampak negatif yang timbul dari ketergantungan kita pada kendaraan pribadi dihitung dengan cermat melalui metode full cost accounting dan life cycle assessment, sudah pasti kita semua akan terbelalak membaca deretan angka yang harus kita tanggung itu.

Adapun soal "belum sepenuhnya ramah lingkungan" itu memang benar. Kini, kata seperti "berkelanjutan" dan "hijau" kerap diobral, tanpa kita benar-benar memastikan bahwa kenyataannya memang demikian. Benar bahwa mobil yang bisa dimasukkan ke dalam kategori LCGC memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi, dan tingkat emisi yang lebih rendah. Masalahnya adalah bahwa itu sebenarnya jauh dari memadai untuk dikatakan sebagai kendaraan ramah lingkungan.

Ramah lingkungan adalah sebuah konsep yang terus berkembang sejak pertama kali muncul, dan kini sudah sampai pada titik ideal yang sangat tinggi. Konsep seperti netral karbon, atau bahkan yang lebih baik lagi, sudah dipergunakan sebagai ukuran untuk ramah lingkungan. Pun, itu harus dibuktikan sepanjang daur hidup, bukan sekadar sepenggal di antaranya. Karena ekspektasi yang demikian, banyak pakar menyatakan bahwa kebanyakan produk bisa dinyatakan "lebih hijau" tapi tidak bisa diklaim "hijau". Sementara itu, untuk menggunakan kata "berkelanjutan" lebih problematik lagi. Klaim "berkelanjutan" haruslah dibuktikan dengan banyak sekali indikator proses dan kinerja dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. "Lebih berkelanjutan" atau more sustainable saja sesungguhnya sudah sangat sulit diraih, dan para pakar melihat bahwa yang banyak dicapai adalah less unsustainable. Sayangnya, sebagian besar orang tetap mengobral penggunaan kata-kata itu, dan menimbulkan situasi yang oleh The Worldwatch Institute dalam Is Sustainability Still possible? (2013) sebagai sustainababble alias sekadar ocehan soal keberlanjutan.

Permenperin soal LCGC mungkin akan dicap sebagai sustainababble oleh para aktivis, lantaran menerapkan standar kelewat rendah untuk sebutan hijau. Jelas, regulasi itu tidak bicara soal pembatasan emisi yang ditimbulkan karena pembuatan mobil, selain tidak ada keharusan pengungkapan dan tindakan carbon offset-nya. Seperti yang dicatat oleh banyak pakar, pembuatan mobil ukuran sedang biasanya menghasilkan emisi sebanyak 17 ton, sementara mobil-mobil ukuran besar bisa mencapai 35 ton (Berners-Lee dan Clark, 2010). Ini tentu saja perlu dibuka dengan transparan, lalu dikompensasikan dengan berbagai tindakan carbon offset, agar dampak negatifnya terhadap lingkungan bisa diminimumkan. Tapi, sekali lagi, regulasi LCGC tidak mengaturnya.

Sebetulnya sangat jelas berbagai literatur soal kota dan transportasi berkelanjutan memberikan resep yang sama: perbaikan transportasi umum. Penekanannya selalu pada aksesibilitas dan kualitas layanan. Moda transportasinya harus beragam, namun terkoneksi satu sama lain. Alih-alih mengakomodasikan kecenderungan yang ada (ketergantungan pada kendaraan pribadi), pendekatan yang diambil haruslah memutus dan membalik kecenderungan itu. Perhitungan harus dilakukan secara menyeluruh, bukan dengan mengabaikan biaya ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk mencapai itu semua, para pakar sangat menekankan pentingnya visi soal keberlanjutan kota dan transportasi, lalu bekerja membuat dan menegakkan kebijakan untuk mencapai visi tersebut. Tampaknya memang visi tersebut yang tak cukup jelas di negeri ini, sehingga kita masih terus akan membayar mahal dampak dari kesemrawutan kota dan transportasinya. 


SUMBER :